Wisata Pura Tertua, Pura Puseh Batuan Di Bali

Berada di Dusun Tengah, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali, Pura Paseh di Batuan ini dibangun pada tahun Isaka 944 atau 1022 Masehi. Pura Puseh ini merupakan bagian dari Tri Kahyangan pada desa Pakraman di Bali (Desa Pakraman adalah konsep kegiatan desa yang memiliki tiga pura Kahyangan seperti Pura Desa, Pura Puseh dan Pura Dalem).

Konsep Tri Kahyangan dicetuskan oleh Mpu Kuturan pada tahun 1001 saat beliau datang pertama kali ke Bali. Tujuannya adalah untuk mempersatukan sekte-sekte serta kelompok-kelompok masyarakat di Bali agar menyembah Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa (Tri Murti Tatwa).

Pura suci yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Paduka Aji Sri Dharmawangsa Wardhana yang berasal dari dinasti Warmadewa ini memiliki ornamen ukir yang rumit, indah dan sangat halus. Bangunan Pura Paseh inipun sudah mengalami banyak pemugaran hingga sampai di bentuknya yang sekarang.

Desain Arsitektur Pura Paseh Batuan Gianyar

Candi Bentar sebagai gerbang masuk Pura Paseh ini tampak gagah berdiri yang terbuat dari susunan batu bata merah. Dihiasi oleh ornamen bunga dan bentuk-bentuk ikal ciri khas bangunan pura, menjadikan semakin tampak indah dan unik. Candi Bentar sebagai pintu gerbang ini merupakan pembatas antara Nista Mandala (Jaba Pisan – bagian luar pura) dengan Madya Mandala (Jaba Tengah – bagian tengah pura).

Lazimnya bangunan pura pada umumnya, terdapat pula patung Dwarapala sebagai penjaga pintu gerbang. Namun patung Dwarapala di Pura Paseh ini tak seperti pada umumnya patung raksasa penjaga gerbang pura. Kalau biasanya Dwarapala berada dalam posisi duduk dengan salah satu kaki menekuk dengan membawa senjata gada, namun di sini Dwarapala tidak membawa senjata dan dengan posisi berdiri.

Setelah masuk melewati Candi Bentar, Anda akan menemukan bangunan Kori Agung yang memiliki sebuah pintu untuk keluar masuk. Menurut kepercayaan agama Hindu, pintu ini adalah sebagai tempat keluar masuknya para Dewa. Sedangkan bagi umat yang keluar masuk setelah selesai sembahyang bisa lewat pintu di samping kiri atau kanan bangunan Kori Agung.

Bale Kulkul dan Bale Agung terdapat di halaman tengah pura, serta terdapat seperangkat gamelan yang digunakan untuk mengiringi ketika ada upacara keagamaan atau Piodalan yang dilangsungkan di Pura Puseh Batuan Gianyar.

Di bagian utama pura (Utama Mandala) terdapat bangunan Padmasana, bangunan meru dan beberapa pelinggih. Benda-benda peninggalan kuno dan bersejarah di tempatkan di bangunan wantilan di bagian belakang pura.

Rute Menuju Pura Puseh Batuan

Pura Puseh Batuan Gianyar yang dapat ditempuh dalam 30 menit berkendara dari Denpasar ini tidak menarik tiket masuk. Pengunjung yang datang juga harus mengenakan secarik kain karena memasuki tempat suci. Kain ini dapat Anda dapatkan di tempat persewaan kain di sekitar lokasi parkir kendaraan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *