1.MA’NENE

Tradisi Ma’nene merupakan cara masyarakat Toraja menghormati para leluhur. Menurut mereka, roh mereka tidak pernah
meninggalkan keluarga. Maka dari itu, mereka punya tradisi untuk mendandani dan mengganti pakaian untuk dibawa pulang
ke rumah.Biasanya Ma’nene dilakukan setelah panen besar pada Agustus. Meski demikian, ada pula yang melakukannya pada
September, setahun setidaknya ada tiga kali.
2.KEBO-KEBOAN

Kebo-keboan digelar untuk memohon kesuburan sawah dan hasil panen yang melimpah. Tradisi ini dijalankan masyarakat
Banyuwangi, khususnya Suku Osing. Setiap tahunnya, kamu bisa melihat Kebo-keboan di Desa Alasmalang dan Aliyan pada
10 Muharram atau Suro.Acara dimulai dengan mengarak orang yang kerasukan roh gaib untuk dibawa ke Rumah Kebudayaan
Kebo-keboan. Terakhir, akan ada Dewi Kesuburan dan Dewi Sri yang menaburkan benih padi kepada para petani dan kebo.
3.OMED-OMEDAN
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1551394/original/007855000_1490846764-20170329-Muda-mudi-Rayakan-Tradisi-Omed-omedan-Setelah-Hari-Raya-Nyepi-AP-5.jpg)
Omed-omedan menjadi tradisi pemuda Banjar Kaja, Desa Pakraman Sesetan, Denpasar, dalam menyambut pergantian Tahun Baru
Caka. Acara ini sudah dilakukan sejak abad ke-18 Masehi.Omed-omedan bukan tradisi ciuman seperti yang terlihat di media
sosial, melainkan saling tarik-menarik. Tradisi ini hanya boleh dilakukan anggota baru masuk perguruan tinggi hingga
yang belum menikah. Bagi yang sedang berhalangan dilarang untuk ikut serta.
4.IKIPALIN

Suku Dani di Lembah Baliem, Papua, punya cara cukup ekstrem dalam mengungkapkan kesedihannya. Ketika ada anggota keluarga
atau kerabat yang meninggal, mereka akan memotong jarinya. Hal ini dilakukan untuk mencegah malapetaka yang membuat nyawa
hilang terulang kembali.Ikipalin dilakukan menggunakan benda tajam, seperti pisau, kapak, parang, atau lainnya. Untungnya
seiring dengan terbukanya Suku Dani, kini mulai banyak orang yang meninggalkannya.
5.TATUNG

Layaknya debus, kamu yang belum terbiasa akan ngeri melihat tradisi Tatung di Singkawang. Dalam meramaikan Cap Go Meh
Singkawang, ada ratusan orang yang melakukan tradisi tersebut. Tatung sendiri punya makna roh dewa dari bahasa Hakka.
Dalam menjaga kesaktiannya, mereka diharuskan melakukan beberapa ritual. Salah satunya puasa makan daging setiap tanggal
satu dan 15 setiap bulannya dalam penanggalan Tiongkok.
6.BAKAR TONGKANG

Keturunan Tionghoa di Bagan Siapiapi, Riau, punya tradisi spesial setiap Juni bernama Bakar Tongkang. Awalnya, tradisi
ini menjadi bentuk keputusasaan masyarakat Tionghoa untuk menetap di sebuah wilayah.Seiring perkembangan zaman, tradisi
ini menjadi pengingat masyarakat Bagan Siapiapi untuk tak lupa dengan kampung halamannya. Ritual ini diadakan dengan cara
membuat kapal layar yang nantinya akan dibakar.Sebelumnya, kelenteng yang ada di sekitarnya melakukan upacara pemanggilan
roh. Setelah itu, roh akan dimasukkan ke dalam orang yang bersedia menjadi medium.
7.RAMBU SOLO

Tana Toraja memang punya banyak tradisi unik, apalagi yang berhubungan dengan kematian. Bagi mereka, Rambu Solo menjadi
ritual yang harus dilakukan saat ada yang meninggal.Kalau tidak dilakukan, mereka percaya arwahnya akan memberikan
kemalangan kepada orang yang ditinggalkan. Sebelum ritual dimulai, orang yang meninggal hanya akan dianggap sakit.
Mereka akan merawatnya dengan memberikan sesaji, seperti makanan, minuman, rokok, sirih, atau lainnya. Biasanya, Rambu
Solo akan diadakan pada Juli dan Agustus.
8.SEBA

Tak jauh dari kota modern, Suku Baduy Dalam tetap menjaga tradisinya berjalan kaki tanpa kendaraan. Bahkan, setiap
tahunnya, mereka punya tradisi Seba. Tradisi berjalan kaki dari Rangkasbitung sejauh 100 kilometer untuk bersilaturahmi.
Pada 4-6 Mei lalu, Seba dilakukan dengan bertemu beberapa kepala daerah. Di setiap pertemuan, pemangku adat akan
menyampaikan pesan-pesan penting.