Tradisi daerah merupakan sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat secara turun temurun. Kebiasaan ini dilakukan sesuai dengan kepercayaan masing-masing masyarakat di daerah tersebut. Sama seperti tradisi dari Bojonegoro yang hingga saat ini masih dilakukan oleh masyarakat sekitar dengan berbagai tujuan.
- Tradisi gumbregan, memberikan ketupat untuk hewan ternak
Tradisi gumbregan merupakan ritual berdoa bersama untuk memanjatkan rasa syukur atas rezeki dari Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan ternak, khususya sapi dan kerbau yang sehat dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, baik tenaga, daging, maupun susunya. Rangkaian acara dari tradisi ini diawali dengan kenduri Gumbregan, lalu sesepuh dusun memberikan ketupat bagi hewan ternak. Masyarakat sekitar percaya bahwa ketupat dapat membawa rezeki bagi mereka.
Tradisi ini telah telah ada sejak ratusan tahun lalu. Saat ini, masyarakat melaksanakan tradisi ini untuk melestarikannya, sebab gumbregan merupakan salah satu warisan budaya nenek moyang.
2. Rebutan hasil bumi berbentuk gunung pada tradisi rebutan gunungan
Tradisi ini dilakukan secara serentak oleh masyarakat Bojonegoro. Sesuai namanya, tradisi ini berupa kegiatan arak-arakan hasil bumi yang dibentuk gunung. Setelah diarak, gunung tersebut akan diperebutkan oleh masyarakat yang hadir. Bagi para remaja dan anak-anak, tradisi rebutan gunungan adalah tradisi yang seru dan menyenangkan. Hal ini merupakan bentuk ungkapan syukur atas rezeki dan hasil bumi yang berlimpah.
3. Bersyukur atas kehamilan padi melalui tradisi pleretan
Bertujuan untuk mewujudkan rasa syukur kepada Tuhan atas kehamilan padi. Tradisi ini dilakukan oleh petani yang membawa jajanan pleret serta jenis makanan lainnya ke balai dusun. Kemudian masyarakat melakukan doa dan makan bersama dengan harapan hal tersebut membawa berkah sehingga tanaman padi terhindar dari serangan hama.
Pleret merupakan jenis makanan tradisional yang terbuat dari bahan dasar ketan yang diolah menjadi berbagai bentuk dan warna. Ketan tersebut digiling dan dijadikan tepung lalu dibentuk seperti daun, ulat, dan lain sebagainya.
4. Tradisi memetan, melestarikan sekaligus menjaga kebersihan sungai
Tradisi memetan adalah tradisi yang dilakukan setiap tahun oleh masyarakat Bojonegoro. Tradisi yang dilakukan sebelum tradisi sedekah bumi ini dilakukan dengan mencari ikan di sungai secara bersama-sama. Tujuan dari tradisi memetan adalah untuk merawat sungai dan melestarikan budaya nenek moyang.
Melalui tradisi ini, masyarakat dapat berkumpul dan menciptakan suasana seru dan menghibur. Selain menghibur, tradisi ini juga berfungsi untuk menjaga lingkungan agar saat musim penghujan tiba, aliran sungai menjadi lancar.
5. Ider ider uluk salam hanya untuk kaum pria
Sebelum festival Bengawan, masyarakat Bojonegoro melakukan tradisi ider-ider uluk salam, yang diawali dengan tumpengan dari Bendung Gerak hingga Taman Bengawan Solo. Tradisi ini terbilang cukup unik karena hanya diikuti oleh kaum pria. Lalu setelahnya diadakan festival Bengawan yang dapat diikuti oleh semua kalangan masyarakat.
6. Nyadran, tradisi sedekah bumi di Bojonegoro
Tradisi nyadran, atau lebih dikenal dengan sebutan sedekah bumi, dimana masyarakat berbondong-bondong mengarak hasil bumi dan beberapa jenis makanan termasuk tumpeng untuk keliling desa. Tradisi ini merupakan bentuk wujud rasa syukur yang dipanjatkan oeh masyarakat desa kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tradisi ini diakhiri dengan berkumpulnya masyarakat di tanah lapang dan menikmati makanan yang telah diarak dikeliling desa tersebut.
7. Tradisi Jaga Makam
Tradisi yang terakhir adalah salah satu tadisi unik dan masih dilakukan oleh masyarakat Bojonegoro, yaitu tradisi jaga makam. Tradisi ini dilakukan pada makam orang-orang meninggal pada hari yang dianggap sakral menurut kebudayaan Jawa, misalnya pada jumat legi.
Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat setempat. Bahkan ketika masa pandemic Covid-19, tradisi jaga makam tetap dilaksanakan oleh masyarakat Bojonegoro yang memegang teguh kepercayaan ini.