Bojonegoro adalah sebuah kota yang terdapat di Provinsi Jawa Timur. Mendapat julukan sebagai Kota Minyak karena melimpahnya minyak bumi di kota tersebut membuat Bojonegoro sering kali dikunjungi oleh para pendatang.
Selain punya potensi alam yang melimpah, Bojonegoro juga pernah menjadi saksi bisu penjajahan yang dilakukan oleh Belanda. Banyak peninggalan-peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh sampai saat ini.
- Gedung Pemkab Bojonegoro
Berlokasi di Jalan Mas Tumampel, masih berdiri kokoh sebuah bangunan dengan arsitektur khas belanda. Gedung yang dibangun pada tahun 1913 itu dulu merupakan pusat pemerintahan Belanda di Bojonegoro dalam mengendalikan seluruh kegiatan perdagangan.
Berada di kompleks pendopo Kabupaten Bojonegoro, gedung ini tak lagi digunakan, namun kebersihan serta kelestariannya masih dijaga. Kerap kali bangunan tersebut digunakan warga sekitar untuk berfoto.
2. Jembatan Kaliketek
Jembatan ini berada di daerah Banjarejo, Bojonegoro. Sisa-sisa bangunan bekas jembatan masih berdiri dengan kokoh. Meski tidak lagi digunakan untuk keselamatan, namun bangunan ini pernah menjadi saksi penjajahan belanda kala itu.
Jembatan Kaliketek dibangun pada tahun 1914 dengan panjang 111 menter. Dulunya jembatan ini merupakan bekas jalur rel kereta untuk mengangkut rempah-rempah serta minyak dari Bojonegoro ke Tuban untuk dibawa pulang ke Belanda.
3. Stasiun Bojonegoro
Tahun 1890, NIS atau Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij mengajukan pembangunan jalur kereta baru yang kemudian disahkan. Tahun 1897 jalur tersebut mulai dibangun termasuk Stasiun Bojonegoro.
Maret 1902 tepat tanggal 1, Stasiun Bojonegoro resmi beroperasi. Stasiun ini digunakan oleh bangsa Belanda untuk mengirimkan hasil bumi untuk dibawa ke negaranya. Selain itu jalur ini dulu juga digunakan sebagai rute perjalanan dari Gundih ke Surabaya.
4. Waduk Pacal
Waduk Pacal merupakan bendungan yang digunakan untuk menampung air sebagai penyimpanan dalam memenuhi kebutuhan irigasi di daerah sekitarnya.
Waduk ini dibangun pada tahun 1924 dan diresmikan pada tahun 1933. Bangunan ini menjadi saksi penjajahan Belanda kala itu. Berada di Kecamatan Temayang waduk dengan ukuran raksasa ini masih berfungsi sebagaimana mestinya.
5. Dam Klepek
Masih berdiri dengan kokoh, Dam Klepek dibangun pada tahun 1930 oleh Belanda. Dam ini berada di Desa Klepek, Kecamatan Sukosewu dengan luas sekitar 16,688 hektar.
Dam Klepek memiliki lima pintu yang digunakan untuk mengatur debit air. Tiga pintu lainnya untuk aliran sebelah kanan (Pascal Kanan). Bentuk bangunan Dam Klepek ini masih sama seperti awal dibangun. Hanya saja banyak gerigi pengunci yang sudah diganti karena ulah oknum yang tak bertanggung jawab. Sayang sekali ya!
Dampak dari penjajahan Belanda adalah peninggalan insfrastuktur yang ditinggalkan untuk Indonesia, seperti bangunan dan lain sebagainya. Ada banyak peninggalan Belanda yang harus dijaga kelestariannya. Hal ini bisa digunakan sebagai pembelajaran sejarah masa kini.
Lalu, bagaimana dengan peninggalan-peninggalan Belanda di kotamu?
Hubungi kami di Excellent Travel jika anda ingin pergi berlibur kesana!