Bacaan Niat Umrah dan Tata Caranya Sesuai Sunnah

Umrah adalah ibadah di Baitullah atau Ka’bah yang bisa dikerjakan sepanjang tahun. Membaca niat umrah menjadi salah satu rangkaian ibadah yang tidak boleh terlewatkan.
Hal tersebut diterangkan dalam hadits bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالَّنِيَاتِ

Artinya: “Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niatnya.” (HR Bukhari & Muslim)

Bacaan Niat Umrah

Dilansir dari buku Umrah: Panduan Ibadah Umrah Praktis Lahir Batin karya Ahmad Alaqiy, berikut bacaan niat umrah yang bisa dilafalkan dari dalam hati:

نَوَيْتُ الْعُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلَّهِ تَعَالَى. لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَةً

Latin: Nawaitul ‘umrata wa ahramtu bihi lillahi ta’ala. Labbaika Allahumma ‘umratan

Artinya: “Aku berniat melaksanakan umrah dengan berihram karena Allah Ta’ala. Aku memenuhi panggilan-Mu untuk mengerjakan umrah.”

Setelah berniat ihram umrah, dilanjutkan dengan membaca talbiyah:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ

Latin: Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wanni’mata laka wal mulk. Laa syarika laka

Artinya: “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi- Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.”

Kapan Waktu Membaca Niat Umrah

Mengutip dari buku Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari karya Muh. Hambali, niat umrah dilaksanakan saat melakukan ihram. Ketika berihram, jemaah yang hendak melaksanakan umrah melafalkan niat dari dalam hati diikuti dengan mengenakan pakaian ihram.

Batas pelaksanaan ihram umrah juga telah ditetapkan secara syariat, yakni miqat zamani dan miqat makani. Miqat zamani atau batas waktu ihram dalam umrah dapat dilakukan kapan pun, kecuali saat pelaksanaan ibadah haji.

Sementara miqat makani, yaitu batas tempat untuk melakukan niat. Bagi jemaah yang melakukan umrah dari Madinah, miqat makaninya berada di Zulhulaifah atau Bir Ali. Sedangkan jemaah umrah dari Indonesia, miqat makaninya dapat dilakukan dari dalam pesawat saat posisi sejajar dengan Qarnul Manazil atau Yalamlam.

Adapun tata cara umrah sesuai sunnah berdasarkan buku Panduan Muslim Sehari-hari karya Hamdan Rasyid & Saiful Hadi El-Sutha, sebagai berikut:

1. Mandi terlebih dahulu untuk menghilangkan hadats kecil dan besar, kemudian dilanjutkan dengan berwudhu, bersisir, dan memakai wangi-wangian.

2. Memakai pakaian ihram, melakukan sholat sunnah ihram dua rakaat, dan membaca niat umrah.

3. Bertolak ke Makkah untuk menuju ke Masjidil Haram dengan mengucapkan talbiyah sepanjang perjalanan.

4. Memasuki Masjidil Haram dengan melangkahkan kaki kanan seraya membaca doa masuk masjid.

5. Berhenti membaca talbiyah dan memulai tawaf sebanyak 7 kali dimulai dari Hajar Aswad. Posisi Ka’bah selalu berada di sebelah kiri.

6. Disunnahkan untuk mencium Hajar Aswad apabila memungkinkan atau cukup dengan melambaikan tangan ke arahnya dari jauh seraya mengucapkan:

بِسْمِ اللهِ ، وَاللهُ أَكْبَر اللَّهُمَّ إِيمَاناً بِكَ ، وَتَصْدِيقًا بِكِتَابِكَ ، وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ ، وَاتِّبَاعاً لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عليه وسلم

Latin: Bismillaah, wallaahu Akbar. Allaahumma iimaanan bika, wa tashdiiqan bi kitaabika, wa wafaa’an bi ‘ahdika wat-tibaa’an li sunnati nabiyyika Muhammadin Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam

Artinya: Dengan menyebut nama Allah. Allah Maha Besar. Ya Allah. (kami berthawaf) karena beriman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu, memenuhi janji-Mu dan mengikuti sunnah Nabi-Mu, Muhammad SAW.

7. Setelah tawaf kemudian menutupkan kain ihram ke bahu kanan dan disunnahkan untuk melaksanakan sholat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim.

8. Selanjutnya melaksanakan sa’i sebanyak tujuh kali dari bukit Shafa menuju bukit Marwa. Ketika menaiki bukit Shafa, disunnahkan membaca doa seraya mengangkat tangan dan menghadap ke arah kiblat. Doa yang dibaca, yaitu:

لا إله إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَ لَهُ الْحَمْدُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَ نَصَرَ عَبْدَهُ وَ هَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ

Latin: Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syaiin qadiir. laa ilaaha illallahu wahdahu, Shadaqa wa’dahu wa nashara ‘abdahu wa hazamal Ahzaaba wahdahu

Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Hanya bagi-Nya kerajaan, hanya bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah semata, Allah telah menepati janji- Nya, telah menolong hamba-Nya dan telah mengalahkan musuh-musuh yang bersekutu sendirian.”

9. Setelah selesai sa’i kemudian melakukan tahallul, yaitu memotong rambut paling sedikit tiga helai. Tahalul menandai selesainya ibadah umrah sehingga jemaah yang berumrah boleh memakai pakaian biasa kembali setelahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *